Namanya mas Iwan, dia berasal dari Sulawesi, semenjak terbentur masalah dengan hutang dia pergi meninggalkan rumah sudah kurang lebih dari 1 tahun, dia sebatangkara di jakarta, badannya lusuh dan kurus, tinggi kira-kira 170 cm umurnya kalau dilihat dari perawakan sekitar 45-50, tempat tidurnya berpindah-pindah dari mesjid ke mesjid, pengalaman dia kadang kalau lagi dapat marbot mesjid atau mushola yang baik dia diperbolehkan tidur di dalam mesjid tapi seringnya dia tidur di luar mesjid yang rawan dengan angin, hujan dan orang jahat.
Dia pernah tidur disalah satu mesjid di kawasan terminal cikokol Tanggerang, malang nasibnya sandal dan tas yang berisi baju ganti hilang diambil pencuri ketika dia sedang tidur pernah dia menceritakan pengalaman yang mengesankan ketika dia bermalam di salah satu masjid di daerah Ciganjur Jakarta Selatan, seorang marbot masjidnya sangat santun dan menghargai seorang musafir yang singgah di mesjid-nya, diberikan perlindungan dan makan sampai diundang ke beberapa tempat para marbot mesjidnya untuk merasakan hidangan masakan dari para istrinya, bahkan cerita dia sampai diberi uang hingga kirasan ratusan ribu, karena terlalu baiknya marbot mesjid tersebut dia sampai malu sendiri sehingga dia memutuskan untuk meninggalkan mesjid itu mencari mesjid lain untuk sekedar melepaskan dari dari lelahnya berjalan dari mesjid ke mesjid.
Kalau sedang apes sering dia mendapat cercaan dari marbot-marbot mesjid dibilangan Jakarta dan melarang dia tidur di dalam atau dipelataran mesjid / mushola, mungkin karena pengurus/marbot mesjid/mushola merasa khawatir kalau-kalau dia berniat jahat makanya dia menerima cercaan itu dengan sabar.
Sempat dia berfikir uang yang didapat dari pemberian salah satu marbot mesjid itu mau dia gunakan untuk modal berdagang di bilangan mesjid cuma sayang banyak sekali yang menolaknya dia berdagang di pelataran mesjid karena alasan kebersihan dan keamanan.
Kalau musim puasa tiba dia gembira sekali, dia sering mendapat tempat di dalam mesjid untuk beristirahat karena banyak orang di dalam mesjid melakukan itikaf (beribadah didalam mesjid dalam jumlah hari tertentu), diapun segera bergabung melakukan itikab di mesjid-mesjid, karena kata dia kalo kita itikaf, pengurus mesjid/mushola atau masyarakat sekitar mesjid suka memberikan makanan kepada orang-orang yang sedang beritikaf atau yang sedang berbuka puasa.
Sementara itu saudara-saudara kita yang nasibnya sama seperti mas Iwan juga banyak, kita hanya baru bisa mengatakan "Kasihan.."
itulah Musafir.....sebatangkara mengarungi hidup disela-sela aktifitas baik-buruknya manusia...
semoga Allah selalu melindunginya
salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar